BULA, TM – Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) EduAsyik menggelar Olimpiade Bintang Sekolah 2025 di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku.
Kegiatan ini berlangsung sejak 7 hingga 12 Mei 2025 dan diikuti oleh 216 pelajar dari jenjang SD hingga SMA sederajat yang berasal dari enam kecamatan.
Olimpiade tersebut melombakan sejumlah bidang akademik seperti Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris, serta kategori non-akademik seperti Ranking 1, Spelling Bee, Bertutur Bahasa Indonesia, hingga Berhitung dan Mewarnaiuntuk tingkat dasar.
Chief Executive Officer (CEO) EduAsyik, Afif Rombouw, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen lembaganya dalam mendorong peningkatan mutu pendidikan di wilayah timur Indonesia, khususnya di SBT.
“Olimpiade ini bertujuan mengidentifikasi potensi siswa dalam bidang akademik maupun non-akademik, sekaligus mengasah kemampuan kognitif mereka. Ini langkah awal membentuk generasi unggul yang bisa bersaing secara nasional maupun internasional,” ujarnya saat membuka acara, Rabu (7/5/2025).
Menurut Afif, hasil berbagai asesmen nasional dan studi internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di kawasan timur Indonesia masih di bawah rata-rata negara anggota OECD, terutama dalam aspek literasi, numerasi, dan pemecahan masalah. Karena itu, ia menilai pentingnya dukungan dari sektor pendidikan nonformal seperti bimbingan belajar.
Penyelenggaraan olimpiade di SBT juga sejalan dengan visi Fachri Husni Alkatiri (FHA), Bupati SBT. Sebelum menjabat sebagai kepala daerah, FHA mendorong pengembangan pendidikan nonformal sebagai pelengkap sistem pendidikan formal yang dinilai masih terbebani urusan administratif.
“Pak FHA selalu mendukung sejak awal pendirian lembaga ini. Beliau bahkan memberikan masukan hingga ke aspek teknis kegiatan,” ungkap Afif.
Afif berharap Olimpiade Bintang Sekolah dapat memberikan dampak positif dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten SBT.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan di tanah Ita Wotu Nusa.
“Kemajuan pendidikan harus melibatkan kolaborasi sektor formal, nonformal, dan masyarakat secara menyeluruh,” pungkasnya.
Dari total peserta, tercatat 129 siswa berasal dari jenjang SD sederajat, 41 siswa dari SMP sederajat, dan 48 siswa dari SMA sederajat.(TM-04)