Ambon, TM —Universitas Pattimura (Unpatti) menargetkan sedikitnya 90 jurnal ilmiah naik peringkat akreditasi pada pertengahan 2025.
Target ambisius ini disampaikan Ketua Pusat Jurnal dan Publikasi, drg. Christiana Titaley, sebagai bagian dari komitmen kampus memperkuat ekosistem publikasi dan meningkatkan visibilitas riset dosen di tingkat nasional maupun internasional.
Christiana menegaskan bahwa publikasi ilmiah merupakan jalur utama agar hasil penelitian dosen memberikan dampak luas.
“Ketika dosen mampu mendiseminasikan hasil risetnya secara internasional, reputasi akademik meningkat dan peluang sitasi jauh lebih besar,” ujarnya dalam kegiatan Pusat Jurnal di Gedung Blok Masela, Rabu (26/11).
Saat ini, Unpatti memiliki 118 jurnal yang dikelola, dengan 62 di antaranya telah terindeks SINTA. Satu jurnal bahkan telah berhasil menembus indeks internasional Scopus—capaian yang diharapkan bisa memacu jurnal lainnya.

Christiana menambahkan, penggunaan bahasa Inggris bukan satu-satunya syarat untuk masuk indeks internasional. Ia mencontohkan jurnal di Universitas Indonesia (UI) yang hanya dalam empat tahun meningkat hingga Q2 meski masih menerima artikel berbahasa Indonesia.
Untuk mendorong peningkatan akreditasi, Pusat Jurnal dan Publikasi menggelar sejumlah program strategis. Di antaranya Klinik Pengelolaan Jurnal yang menghadirkan narasumber dari kementerian, tim indexing, hingga pengelola jurnal Scopus dari UI.
Selain itu ada Klinik Penulisan Artikel Ilmiah yang menyasar dosen muda, dengan narasumber dari Universitas Hasanuddin, akademisi Indonesia di Amerika Serikat, serta dosen Unpatti dengan rekam jejak publikasi internasional.
“Kami ingin dosen Unpatti berani bermain di jurnal bereputasi internasional,” tegas Christiana.
Unpatti juga menggelar Pelatihan Prosiding dan Konferensi Internasional, mengingat prosiding adalah luaran penting dari konferensi.
Meski pernah menyelenggarakan konferensi berskala internasional, Unpatti belum berhasil menerbitkan prosiding terindeks. Pelatihan tersebut kini menghadirkan penyelenggara konferensi yang sukses menembus pengindeksan internasional.
“Ke depan, setiap konferensi harus menghasilkan prosiding terindeks,” katanya.
Selain program peningkatan kapasitas, Christiana menyoroti kebijakan moratorium pembukaan jurnal baru di beberapa prodi. Kebijakan ini dianggap penting agar perhatian bisa difokuskan pada peningkatan kualitas, bukan pada jumlah jurnal semata.
“Komitmen ini menunjukkan bahwa kualitas adalah prioritas,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Pusat Jurnal dan Publikasi, Revency Rugebregt, menilai perhatian universitas terhadap pengembangan jurnal kini jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Meski anggaran terbatas, perhatian yang diberikan sangat nyata dan menjadi energi bagi pengelola jurnal,” ujarnya.
Revency menjelaskan bahwa proses publikasi pada jurnal bereputasi tidaklah mudah. Selain menulis artikel yang berkualitas, dosen juga menghadapi biaya publikasi yang tidak sedikit ketika mengejar jabatan akademik tinggi seperti profesor.
Dengan dukungan universitas, Pusat Jurnal kini dapat memetakan jurnal-jurnal yang berpotensi masuk indeks internasional.
“Ada 5 sampai 6 jurnal yang sudah memenuhi indikator penting untuk diajukan ke Scopus,” sebutnya.
Indikator tersebut antara lain, penggunaan bahasa Inggris, keterlibatan penulis dari berbagai negara, hingga dewan editor dan reviewer internasional. Beberapa jurnal bahkan sudah pernah mengajukan pendaftaran ke Scopus meski belum diterima.
Revency juga menyoroti dedikasi para pengelola jurnal yang bekerja tanpa imbalan memadai.
“Mengelola jurnal itu pekerjaan besar dan melelahkan. Hanya orang-orang yang benar-benar punya komitmen yang bertahan. Mereka sering disebut ‘gila jurnal’, karena begitu beratnya pekerjaan yang dilakukan,” ungkapnya.
Ia berharap apresiasi terhadap pengelola jurnal semakin diperkuat, mengingat peran mereka sangat penting bagi reputasi universitas.
Revency menutup dengan optimisme bahwa dukungan yang ada saat ini akan membawa lebih banyak jurnal Unpatti masuk jajaran jurnal bereputasi internasional dalam waktu dekat.(TM-01)















