Ambon, TM.– Universitas Pattimura (Unpatti) kembali mencatat sejarah penting dalam dunia pendidikan tinggi dengan mengukuhkan tiga Guru Besar dari tiga fakultas berbeda dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, Kamis (22/5/2025), di Gedung Rektorat Unpatti, Poka, Ambon.
Ketiga akademisi tersebut adalah Prof. Dr. Christina Sososutiksno, SE., M.Si., Akt., CA (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof. Ir. Irma Kesaulya, MSc., Ph.D. (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), dan Prof. Dr. Richard Benny Luhulima (Fakultas Teknik).
Prof. Christina dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Akuntansi Manajemen/Keprilakuan. Dalam orasi ilmiahnya berjudul “Behavioral Managerial Earnings Management (B-MEM): Gagasan Baru dalam Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan”, ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan.
Menurutnya, manajemen laba yang dilakukan secara strategis kerap menyamarkan kondisi ekonomi perusahaan. Berdasarkan data Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), 12 persen kasus kecurangan korporasi global melibatkan manipulasi laporan keuangan.
Ia pun memperkenalkan kerangka Behavioral Managerial Earnings Management (B-MEM) untuk memahami praktik manajemen laba secara lebih holistik.
“Penguatan pelatihan etika manajerial dan sistem whistleblowing yang aman perlu menjadi prioritas dalam reformasi akuntabilitas,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Irma dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Oseanografi Biologi. Dalam orasi ilmiahnya bertajuk “Peranan Fitoplankton sebagai Penentu Kesuburan Perairan untuk Menunjang Usaha Perikanan Keberlanjutan di Provinsi Maluku”, ia menyoroti pentingnya fitoplankton sebagai indikator utama kesuburan laut.
“Dengan penginderaan jauh berbasis satelit, konsentrasi klorofil-a dapat dipantau sebagai indikator produktivitas perairan. Ini penting untuk menjaga keberlanjutan sektor perikanan di Maluku,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut dan mendorong keterlibatan masyarakat pesisir dalam pemantauan kondisi perairan, termasuk deteksi fenomena blooming fitoplankton yang bisa berdampak negatif pada hasil tangkapan ikan.
Prof. Richard Benny Luhulima dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Perkapalan. Dalam pidato ilmiahnya berjudul “Adaptasi dan Inovasi: Menjawab Kebutuhan Transportasi Laut di Kepulauan Indonesia yang Ramah Lingkungan”, ia menekankan pentingnya penggunaan kapal berbadan multihull (katamaran dan trimaran).
Ia menjelaskan bahwa kapal multihull lebih stabil, hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan dibanding kapal monohull. Data Emission Energy Design Index (EEDI) menunjukkan emisi CO₂ kapal katamaran dan trimaran jauh lebih rendah daripada monohull.
“Kapal trimaran memiliki kapasitas muat hingga 440 persen dibanding monohull, sangat cocok untuk wilayah kepulauan seperti Maluku,” katanya.
Prof. Richard berharap inovasi ini didukung kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri agar dapat diterapkan secara luas dan mendukung transportasi laut berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Maluku.(TM-01)