Ambon, TM.– Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) RI, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, menegaskan pentingnya membangun mahasiswa unggul melalui sinergi antara prestasi akademik dan sportivitas.
Hal ini disampaikannya saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Pattimura (Unpatti), Rabu (23/4/2025), dalam rangka Dies Natalis ke-62 sekaligus Wisuda April 2025.
Dalam pidatonya, Prof. Eddy—sapaan akrabnya—mengibaratkan prestasi akademik dan sportivitas sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
“Prestasi akademik mencerminkan kecerdasan intelektual, sedangkan sportivitas menggambarkan integritas moral dan etika. Keduanya adalah fondasi penting dalam mencetak generasi emas Indonesia,” ujarnya.
Putra asli Maluku itu menekankan bahwa di era globalisasi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk sekadar lulus, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan serta memiliki karakter unggul dan motivasi kuat untuk berprestasi.
Ia mengutip hasil berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa motivasi belajar tinggi berkorelasi positif dengan capaian akademik, serta menegaskan bahwa prestasi tumbuh dari motivasi, kerja keras, dan strategi belajar yang efektif.
“Mahasiswa sukses adalah mereka yang gigih, tidak lelah mencari ilmu, berani bertanya, dan tidak malu untuk meminta bimbingan,” tambahnya.
Namun demikian, menurutnya, prestasi tinggi tidak cukup tanpa diimbangi dengan karakter. Ia menekankan pentingnya sportivitas dalam dunia akademik, yang mencakup kejujuran, keadilan, dan sikap saling menghargai antar sesama mahasiswa.
“Kompetisi akademik bukan arena saling menjatuhkan, melainkan ruang untuk tumbuh bersama. Sportivitas adalah tentang memperbaiki diri, bukan menghambat orang lain,” tegas Prof. Eddy.
Lebih jauh, ia mengajak seluruh civitas akademika Unpatti untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti integritas, empati, dan tanggung jawab dalam kurikulum serta budaya kampus.
Tak lupa, Prof. Eddy juga mengangkat kearifan lokal Maluku sebagai fondasi nilai karakter mahasiswa. Filosofi seperti “Potong di kuku rasa di daging” dan “Ale rasa beta rasa” dinilainya sangat relevan dalam membangun semangat solidaritas, keadilan, dan empati sosial.
“Mahasiswa Universitas Pattimura harus menjadi generasi cerdas yang berbudi pekerti, berkompetisi secara sehat, dan tetap rendah hati. Itulah esensi tema Dies Natalis tahun ini: Menjunjung Tinggi Sportivitas dan Karakter,” pungkasnya.
Orasi ilmiah Prof. Eddy menjadi puncak dari rangkaian Dies Natalis ke-62 Unpatti, yang juga menandai pengukuhan 2.360 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sarjana hingga doktor.(TM-01)