Ambon, TM.– Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Maluku, Bisri As Shiddiq Latuconsina, mengajak masyarakat Maluku untuk tidak mudah terprovokasi oleh dinamika politik nasional yang belakangan memanas.
Ia menegaskan, pengalaman pahit konflik sosial di masa lalu harus menjadi pelajaran berharga agar Maluku tidak kembali terjerumus dalam konflik komunal.
Pernyataan ini disampaikan Bisri usai menghadiri pertemuan pimpinan umat beragama di Gedung Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Sabtu (30/8).
Pertemuan tersebut menjadi momentum penting bagi tokoh lintas agama dalam menyerukan imbauan menjaga kedamaian dan stabilitas di Maluku.
“Pimpinan agama sudah menghimbau umatnya untuk menahan diri, tidak terprovokasi dengan situasi politik nasional. Kita pernah mengalami hal serupa. Kerusuhan 1998 di Jakarta ikut berimbas ke Maluku pada 1999. Kita tidak boleh jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kali,” ujar Bisri kepada wartawan.
Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengendalikan diri, berkoordinasi dengan tokoh agama, serta mengedepankan pikiran yang sejuk.
Menurutnya, fokus utama masyarakat Maluku saat ini adalah membangun daerah bersama pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.
“Perang kita bukan antar sesama. Perang kita adalah melawan kemiskinan dan ketidakadilan. Karena itu, konflik komunal hanya akan menghambat cita-cita mulia tersebut,” tegasnya.
Bisri juga mengapresiasi langkah pimpinan umat beragama di Maluku yang menginisiasi pertemuan tersebut. Ia menilai peran generasi muda sangat penting dalam menjaga stabilitas daerah.
“Sebagai mantan Ketua KNPI, saya menghimbau organisasi kepemudaan di Maluku agar menahan diri. Jangan terprovokasi. Kepentingan Maluku jauh lebih penting daripada kita terbelah oleh kepentingan elite nasional. Mari kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang menghadirkan kedamaian dari Maluku untuk seluruh Indonesia,” pungkasnya.(TM-02)