Ambon, ameksOnline.— Ratusan massa mendatangi melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD Seram Bagian Timur (SBB). Mereka menyampaikan kekecewaan atas Kebijakan Bupati Asri Arman, yang menghentikan sementara aktivitas PT Spice Island Maluku (SIM) memicu gelombang protes.
Ratusan warga menggelar demonstrasi di depan gedung DPRD SBB, Rabu (23/7/2025). PT SIM merupakan perusahaan investasi yang bergerak di bidang penanaman pisang abaka di wilayah Hatusua, SBB.
Akibat kebijakan penghentian operasional yang tertuang dalam surat edaran tertanggal 17 Juli 2025, sebanyak 424 karyawan telah dirumahkan, sehingga menambah beban ekonomi masyarakat setempat.
Dalam aksi tersebut, massa menilai keputusan bupati dan DPRD tidak mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Terlebih, surat edaran yang diterbitkan merupakan tindak lanjut dari desakan sekelompok warga Dusun Pelita Jaya yang menolak keberadaan PT SIM dengan alasan sengketa lahan, namun klaim tersebut belum dilengkapi dokumen kepemilikan yang sah.
“Ini keputusan sepihak yang mengorbankan ratusan warga lainnya. Kami kehilangan pekerjaan tanpa solusi jelas. Pemerintah seharusnya melindungi kepentingan semua masyarakat, bukan hanya satu kelompok,” kata salah satu orator aksi.
Massa juga menyayangkan sikap Bupati Asri Arman yang dianggap mengabaikan arahan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, bahkan seruan Presiden RI untuk tidak menghambat masuknya investasi di daerah.
“Waktu Gubernur datang ke PT SIM, beliau tegas menyampaikan agar tidak ada yang menghalangi investasi. Tapi bupati justru melanggar itu,” tegas mereka.
Lima Tuntutan Warga
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, warga menyampaikan lima tuntutan utama:
-
Mencabut rekomendasi DPRD SBB terkait penghentian sementara operasional PT SIM tertanggal 17 Juli 2025.
-
Mendesak Bupati SBB untuk mencabut surat edaran penghentian karena telah menyebabkan 424 karyawan kehilangan pekerjaan.
-
Mencabut semua surat larangan dan rekomendasi yang menghambat iklim investasi di Kabupaten SBB.
-
Meminta DPRD melihat persoalan secara menyeluruh, bukan hanya berdasarkan tekanan masyarakat Dusun Pelita Jaya.
-
Mendesak penyelesaian konflik agraria tanpa mengorbankan pekerja dan dampak ekonomi yang lebih luas.
Massa juga mengancam akan kembali dengan jumlah demonstran yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti secara serius.(TM-03)