Ambon, TM.— Kenaikan harga kelapa di pasar nasional menjadi angin segar bagi para petani di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Pemerintah daerah mendorong petani agar lebih aktif memantau perkembangan harga sebagai dasar negosiasi yang lebih adil dengan pelaku usaha lokal.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten MBD, Rosdianawati Woriwun, menjelaskan bahwa saat ini harga kelapa di tingkat konsumen nasional mencapai Rp8.000 per butir.
Sementara itu, harga di tingkat produsen berada pada kisaran Rp5.000. Untuk produk turunan seperti kopra, harga di MBD berkisar antara Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
“Harga kelapa di tingkat petani MBD saat ini masih sekitar Rp3.000 per buah. Namun, kami memperkirakan angka ini akan terus meningkat, terutama karena tingginya permintaan ekspor dari pasar luar negeri, termasuk Tiongkok,” kata Woriwun kepada wartawan, Sabtu (10/5/2025).
Ia menekankan pentingnya pemantauan harga secara rutin oleh petani agar memiliki posisi tawar yang lebih baik. “Ketika petani mengetahui tren harga nasional, mereka bisa lebih percaya diri dalam menetapkan harga jual ke pengusaha lokal. Ini adalah momentum untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Maluku Barat Daya memiliki potensi besar dalam komoditas kelapa, dengan luas lahan mencapai 6.504,2 hektar dan total produksi sebanyak 6.992 ton. Sentra produksi terbesar berada di Pulau Babar, Wetar, Damer, dan Roma.
Upaya pemerintah daerah dalam mendorong pertanian kelapa juga dilakukan melalui pendampingan teknis dan program optimalisasi lahan yang didukung oleh Kementerian Pertanian pada periode 2020 hingga 2021.
“Kami berharap petani tidak hanya menjadi penghasil, tetapi juga pelaku aktif yang mendapat manfaat maksimal dari pasar. Kenaikan harga kelapa ini bukan sekadar angka, melainkan peluang untuk memperbaiki taraf hidup,” tutup Woriwun.(TM-05)