Ambon, TM.— Mega proyek Paket Pembangunan Jalan dan Jembatan Alih Trase Mako – Modanmohe Pulau Buru, yang diteken kontraknya tahun 2023, hingga kini belum tuntas dikerjakan oleh PT Tarawesi Arta Megah – PT. Wimala Nusantara Jaya, KSO.
Proyek yang didanai oleh SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara. Anggarannya disebut-sebut sebesar Rp140 miliar. Namun besaran dananya belum terkonfirmasi.
Informasi yang diterima dari pihak BPJN Maluku, pekerjaan ini berkaitan dengan pembangunan bendungan Wai Apo di Pulau Buru, yang hingga kini juga belum selesai dikerjakan.
Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku berharap agar jalan dan jembatan yang lama di Bulan Desember 2022 lalu, akan digenangi, karena itu pekerjaan alih trase jalan dan jembatan ini dapat terselesaikan tepat waktu dan tepat mutu.
Pembangunan jalan dan jembatan alih trase Mako – Modanmohe ini meliputi item pekerjaan yaitu pembangunan jalan sepanjang 1,165 kilometer dan pembangunan empat buah jembatan yang terdiri dari Wai Teba sepanjang 80 meter, Wai Rahwaen sepanjang 60 meter, Wai Wantair sepanjang 16 meter, dan Wai Apu sepanjang 132 meter.
untuk menikmati akses transportasi yang layak lewat pembangunan Jembatan Waeteba-Mako, kini berubah menjadi kekecewaan. Proyek strategis yang dimulai sejak 2023 itu tak kunjung rampung dan justru terbengkalai tanpa kejelasan.
Pantuan media ini disana, beberapa jembatan seperti di Wai Teba belum juga tuntas dikerjakan. Masih berupa kerangka, dan oprit. Disana masih ada pekerja yang melakukan pekerjaan.
Padahal, sesuai kontrak harus selesai di Juni 2024. Informasi yang diterima timesmaluku.com, Kepala BPJN Maluku, Iqbal Tamher sampai marah mendapatkan laporan pekerjaan yang belum tuntas tersebut.
“Pak Kepala Balai sudah meminta kontraktor segera menyelesaikan pekerjaan. Karena akan sangat mengganggu aktivitas masyarakat, kalau belum juga selesai dikerjakan,” ungkap sumber timesmaluku.com ini.(TM-03)