AMBON, TM — Universitas Pattimura (Unpatti) menargetkan pendapatan non-Uang Kuliah Tunggal (non-UKT) sebesar Rp10 miliar pada 2025.
Rektor Unpatti, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, menyebut sementara yang telah dicapai sekitar Rp6 miliar menunjukkan tren meningkat yang patut diapresiasi.
Rektor menegaskan bahwa angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding realisasi pendapatan non-UKT pada tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp1–2 miliar, serta melampaui capaian tahun 2024 yang tercatat Rp3,7 miliar.
“Ini perkembangan yang patut diapresiasi. Kami berharap tren ini terus meningkat guna memperkuat kemandirian kampus,” ujar Prof. Leiwakabessy dalam kegiatan sosialisasi bertema “Literasi Keuangan Negara: Peran APBN dalam Mendukung Pendidikan Tinggi” di Aula Rektorat Lantai II Universitas Pattimura, Selasa (2/12/2025).
Saat ini Unpatti memiliki 35.000 mahasiswa terdaftar, dengan 27.000 mahasiswa aktif. Namun Rektor mengungkapkan bahwa masih banyak mahasiswa kesulitan melanjutkan aktivitas akademik karena belum mampu membayar UKT tepat waktu.

Kondisi ini, katanya, berdampak pada percepatan pembangunan infrastruktur kampus serta penguatan layanan pendidikan.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga menekankan pentingnya pemahaman tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bagi sivitas akademika.
Menurutnya, penguasaan literasi fiskal menjadi kunci untuk menyelaraskan program perguruan tinggi dengan arah kebijakan pembangunan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ia berharap kegiatan sosialisasi dan diskusi terkait kebijakan fiskal dapat membantu perguruan tinggi memperkuat sinergi dengan prioritas pembangunan nasional, termasuk pemanfaatan dana sarana-prasarana, operasional pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia.
“Perguruan tinggi harus mampu membaca arah kebijakan fiskal negara agar pengembangan institusi dapat berjalan lebih optimal,” tandasnya.(TM-01)
















