AMBON, TM — Menteri Kebudayaan H. Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Kota Ambon, Maluku, Jumat (28/11/2025), untuk meninjau sejumlah cagar budaya dan mengevaluasi pengelolaan situs-situs sejarah di wilayah tersebut.
Kunjungan ini diarahkan untuk memperkuat kolaborasi pelestarian budaya antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait.

Dalam rilis yang disampaikan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX (BPKW XX) Dody Wiranto, Minggu (30/11), kunjungan tersebut merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh pemerintah terhadap upaya pelestarian cagar budaya nasional, khususnya di kawasan timur Indonesia.
Sebelum meninjau lokasi cagar budaya, Menteri Fadli Zon mengunjungi kantor BPKW XX. Didampingi Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana serta Staf Khusus Menteri Rachmanda Primayuda, ia meninjau Nanomuseum Budaya Maluku, area praktik Sikartu dan Sikarlo, perpustakaan, dan ruang mini teater.
Dalam kesempatan tersebut, Dody Wiranto memaparkan fungsi dan pengembangan fasilitas pendidikan budaya yang dikelola balai. Menteri menilai balai berperan strategis dalam edukasi publik sekaligus pelestarian identitas budaya Maluku.
Agenda kemudian dilanjutkan ke Benteng Nieuw Victoria, Cagar Budaya Peringkat Nasional di pusat Kota Ambon. Di lokasi tersebut, Menteri disambut Pangdam XV/Pattimura Mayjen Putranto Gatot Sri Handoyo serta Dandenkav 5/BLC Mayor Kav Yulius Tri Pratisto.
Menteri meninjau ruang bawah tanah benteng yang pernah dipakai sebagai tempat penahanan Kapitan Pattimura, serta area pemakaman peninggalan VOC.
Ia menyampaikan apresiasi terhadap upaya pelestarian yang dilakukan Denkav 5/BLC dalam menjaga bangunan bersejarah itu.
Rombongan selanjutnya bergerak ke Benteng Amsterdam di Hila, Maluku Tengah, yang juga berstatus cagar budaya nasional. Situs ini dikenal sebagai lokasi yang diyakini pernah dihuni naturalis terkenal abad ke-17, Georg Eberhard Rumphius.
Di sana, Menteri meninjau Sumur Rumphius, melihat kondisi benteng dari lantai dua, serta memberikan arahan mengenai pengembangan museum mini Rumphius sebagai sarana edukasi bagi masyarakat dan wisatawan.
“Aset budaya Maluku luar biasa kaya dan bersejarah. Ini warisan penting yang harus dijaga dan dimanfaatkan bagi generasi mendatang,” ujar Fadli Zon dalam rilis tersebut.
Menteri juga menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam menjaga cagar budaya. Ia menilai langkah pelestarian yang dilakukan BPKW XX dan Denkav 5/BLC merupakan bagian penting dari upaya mempertahankan identitas sejarah Maluku.
Pemerintah berkomitmen memastikan cagar budaya di wilayah timur Indonesia tetap terawat, relevan, dan memberikan manfaat edukatif bagi masyarakat luas. (TM-02)
















