Ambon, TM — Suasana penuh sukacita mewarnai Perayaan Natal Universitas Pattimura (Unpatti) yang digelar di halaman kampus pada Jumat (12/12).
Acara yang bertema “Natal Kristus Menghadirkan Damai Sejahtera bagi Semua”itu dihadiri pimpinan universitas, mahasiswa, mitra kampus, media, serta para mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana alam di Sumatera.
Dalam sambutannya, Rektor Unpatti Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy mengajak seluruh civitas akademika menjadikan Natal sebagai momentum memperkuat kreativitas, inovasi, serta semangat pelayanan.

Perayaan tahun ini juga dirangkaikan dengan pameran kreativitas mahasiswa sebagai ruang ekspresi talenta dan ide-ide inovatif.
“Kita menyadari bahwa seluruh karunia, talenta, kreativitas, dan gagasan kreatif adalah anugerah Tuhan. Ekspresi itu tidak hanya dilakukan setiap hari, tetapi juga diwujudkan dalam ritual keagamaan dan ibadah sosial,” ujar Rektor.

Mengusung subtema “Melalui Natal Kristus Wujudkan Unpatti Damai, Inovatif, dan Kreatif Menciptakan Peluang Keunggulan”, Rektor menekankan pentingnya memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi—pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat—agar kehadiran Unpatti semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Ia menegaskan bahwa Natal harus menjadi pengingat untuk mempersembahkan talenta, kecerdasan, dan potensi diri demi kebaikan sesama.
“Bakat, talenta, kecerdasan, dan hikmat yang Tuhan berikan harus dimanifestasikan dalam tugas keseharian kita sehingga memberikan makna bagi orang lain,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, Prof. Leiwakabessy menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam persiapan acara, seraya berharap seluruh civitas akademika memasuki Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan damai sejahtera.
Sementara itu, refleksi Natal dibawakan oleh Pdt. Siltje Saloy, yang menyoroti berbagai persoalan kemanusiaan, duka, serta tantangan sosial yang masih dihadapi masyarakat, termasuk di lingkungan kampus.
Ia menggambarkan bahwa banyak orang kini berjalan dalam “lorong menuju lembah kekelaman” akibat bencana, tekanan hidup, dan pergumulan pribadi.
“Puji Tuhan, di tengah realitas itu Universitas Pattimura tetap berdiri tegak dalam kepedulian bagi bangsa, masyarakat, dan lingkungan ciptaan Tuhan,” ujarnya.
Dalam refleksinya, Pdt. Saloy mengutip nubuat Nabi Yesaya dan Injil Yohanes tentang terang yang hadir di tengah kegelapan. Simbol lima lilin yang hanya menyisakan satu lilin menyala dalam ibadah menjadi gambaran betapa sulitnya mempertahankan harapan di tengah badai kehidupan.
“Tanpa harapan, manusia berhenti berjuang. Karena itu, harapan tidak boleh ditaruh pada manusia, tetapi pada Kristus yang tidak pernah meninggalkan kita,” tegasnya.
Pdt. Saloy juga menekankan bahwa keunggulan Unpatti bukan hanya tercermin dari prestasi akademik, tetapi dari sejauh mana kampus mampu menjadi terang yang berdampak bagi masyarakat. Ia mengajak seluruh civitas akademika memiliki kerendahan hati sebagai dasar dari segala kebaikan.
“Ibu dari segala sifat baik adalah kerendahan hati,” ujarnya. “Kerendahan hati membuat kita mudah mengampuni, menghormati sesama, dan melayani dengan tulus.”
Acara ditutup dengan penyerahan bantuan dari bank mitra kepada Unpatti serta pemberian bantuan sembako bagi mahasiswa yang keluarganya terdampak banjir di Sumatera.
Perayaan Natal diharapkan menjadi kekuatan baru bagi keluarga besar Unpatti untuk melangkah memasuki tahun yang penuh harapan.(TM-01)















