Ambon, TM. – Maluku Barat Daya (MBD) semakin menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata unggulan berkat keindahan alamnya yang masih asri.
Salah satu daya tarik utama yang mencuri perhatian adalah Welora, Kecamatan Dawelor-Dawera, yang berhasil meraih Juara I Anugerah Pesona Indonesia (API) Pariwisata.
Namun, meskipun memiliki daya tarik luar biasa, aksesibilitas yang terbatas menjadi kendala utama dalam pengembangan pariwisata di Welora.
Transportasi yang belum memadai membuat perjalanan ke kawasan ini masih sulit dan memakan waktu lama.
Akses ke Welora Masih Sulit, Wisatawan Kesulitan Berkunjung
Anggota DPRD Provinsi Maluku Dapil Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Yan Samora Noach, menyoroti sulitnya perjalanan menuju Welora. Ia menjelaskan bahwa wisatawan yang ingin berkunjung harus menghadapi rute perjalanan yang panjang dan tidak efisien.

“Perjalanan dari Ambon ke Welora bisa memakan waktu hingga satu minggu jika menggunakan kapal. Bahkan, wisatawan mancanegara yang ingin menjelajahi rute Raja Ampat – Welora – Bali menghadapi kendala transportasi yang serius,” ujar Noach dalam wawancara di Ambon.
Noach berharap adanya penambahan armada transportasi laut yang lebih cepat dan efisien agar wisatawan lebih mudah mengakses Welora. Selain itu, masyarakat setempat juga mengusulkan trayek kapal reguler yang dapat memangkas waktu perjalanan dari Ambon maupun kota-kota lainnya.
Selain transportasi laut, Noach menegaskan pentingnya pembangunan bandara di Pulau Babar dan Wetar sebagai solusi percepatan akses ke kawasan wisata ini. Menurutnya, kehadiran bandara akan membuka peluang besar bagi sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi di MBD.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya telah berupaya meningkatkan fasilitas wisata dengan menyediakan pemukiman dan sarana pendukung untuk aktivitas menyelam. Namun, belum adanya penginapan resmi menjadi tantangan lain dalam pengembangan Welora sebagai destinasi wisata unggulan.
Hingga kini, wisatawan yang datang ke Welora hanya bisa menginap di rumah penduduk yang telah direnovasi dengan konsep homestay. Sayangnya, banyak wisatawan, terutama wisatawan asing, lebih memilih tinggal di kapal mereka sendiri, sehingga pendapatan bagi masyarakat lokal belum optimal.
Noach menilai, pembangunan villa atau penginapan resmi sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan. Dengan adanya fasilitas akomodasi yang memadai, Welora bisa menjadi destinasi unggulan yang menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk mengembangkan Welora sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Dengan perencanaan dan investasi yang tepat, Welora berpotensi menjadi hidden gemIndonesia yang semakin bersinar di mata dunia.
“Jika infrastruktur transportasi dan penginapan diperbaiki, Welora bisa berkembang menjadi destinasi wisata premium yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal,” tutup Noach.(TM-02)
















