Piru, TM.– Kasus kematian Frenchy Patrouw alias “Teteka” (25) di Desa Kamal, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, akhirnya terungkap sebagai pembunuhan.
Kapolres SBB, AKBP Dennie Andreas Dharmawan, S.I.K, menegaskan bahwa korban tidak meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, melainkan karena penganiayaan hingga tewas.
Kasus ini terjadi pada Senin, 3 Maret 2025. Polisi awalnya menerima laporan bahwa korban mengalami kecelakaan lalu lintas. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 saksi dan autopsi di RSUD Piru, terungkap fakta baru.
“Setelah penyelidikan komprehensif, kami memastikan bahwa korban FP alias ‘Teteka’ tewas akibat pembunuhan dan kekerasan bersama, bukan kecelakaan. Ini diperkuat oleh keterangan 15 saksi, barang bukti, dan hasil autopsi yang keluar tiga hari setelah pemeriksaan,” jelas Kapolres, Jumat (7/3/2025).
Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menetapkan lima tersangka dengan motif pembunuhan diduga karena dendam. Kelima tersangka adalah, WM (25), CT (25), DM (21), YN (20), dan JS (19).
Kapolres menegaskan bahwa penyidikan masih berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka barujika ditemukan bukti tambahan.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP tentang kekerasan bersama yang menyebabkan kematian.
Selain itu, mereka juga disangkakan dengan Pasal 351 ayat 3 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Kapolres SBB juga mengapresiasi masyarakat yang tetap menjaga situasi keamanan dan mempercayakan proses hukum kepada pihak kepolisian.
“Terima kasih kepada masyarakat yang tetap tenang dalam menjaga keamanan, serta percaya pada Polri dalam menangani kasus ini sesuai hukum yang berlaku,” tutup Kapolres.(TM-02)