AMBON, TM – Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku-Malut) kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya diterpa isu pengadaan seragam dan bonus tak wajar, kini muncul dugaan perjalanan dinas fiktif yang dilakukan jajaran direksi.
Bahkan, perjalanan dinas seorang Direktur Utama diduga diluar batas kewajaran. Dugaan ini disebut telah berlangsung sejak dua tahun terakhir.
Seorang sumber internal di Bank Maluku-Malut mengungkapkan bahwa Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, telah mengetahui hal ini.
“Pak Gubernur sudah tahu,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Rabu (18/3/2025).
Sumber tersebut juga menyebut, bahwa Lewerissa geram dengan dugaan praktik perjalanan dinas tak wajar ini. Bahkan, saat menghadiri acara buka puasa bersama keluarga besar Bank Maluku-Malut pada Selasa, 11 Maret 2025, Gubernur Maluku disebut telah menegur jajaran direksi dan komisaris.
“Sebelum buka puasa, Pak Gubernur menggelar pertemuan dengan direksi dan komisaris. Dalam pertemuan itu, beliau menegaskan agar masalah ini segera diselesaikan,” ungkap sumber tersebut.
Sementara itu, sumber lain di Bank Maluku-Malut juga membenarkan adanya dugaan perjalanan dinas tak wajar.
“Iya, memang ada. Saat ini divisi hukum sedang mengkaji dugaan tersebut,” ujarnya.
Menanggapi tudingan ini, Direktur Kepatuhan Bank Maluku-Malut, Abidin, membantah adanya penyimpangan dalam perjalanan dinas direksi.
“Kalau itu (dugaan perjalanan dinas tak wajar), saya tidak tahu. Tapi memang ada pertemuan dengan Pak Gubernur sebelum buka puasa hari itu,” jelas Abidin.
Namun, ia mengakui bahwa perjalanan dinas merupakan bagian dari kewajiban operasional bank.
“Perjalanan dinas pasti dilakukan, terutama untuk rapat dengan OJK atau pertemuan mendadak di Jakarta dan tempat lainnya yang bersifat urgen. Tapi soal dugaan itu, saya tidak tahu. Lebih baik langsung tanyakan ke Pak Direktur Utama,” tutupnya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Direktur Utama Bank Maluku-Malut terkait dugaan perjalanan dinas tak wajar ini.(JP)