Ambon, TM. – Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Pattimura (Unpatti) didorong untuk terus melakukan transformasi kelembagaan guna menjawab tantangan zaman, sekaligus memperkuat daya saing akademik.
Dalam usia ke-27 tahun, FST dinilai masih menghadapi sejumlah tantangan serius, mulai dari pengembangan program studi, pemenuhan rasio dosen, hingga proses akreditasi.
Hal ini ditegaskan Wakil Rektor Bidang Akademik Unpatti, Prof. Dr. Dominggus Malle, dalam sambutannya pada puncak perayaan Dies Natalis FST di Lantai 1 Gedung Saintek Unpatti, Poka, Kota Ambon, Jumat (4/7/2025).
“Jika FST tidak melakukan transformasi, maka fakultas ini hanya akan bertahan dengan empat prodi dasar: Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Namun karena tuntutan perkembangan, fakultas ini harus bergerak lebih jauh,” ujar Malle.
Malle mengapresiasi keberhasilan FST dalam membuka sejumlah program studi baru seperti Sains Biomedis, Bioteknologi, Farmasi (masih berada di bawah FSI), Rekayasa Instrumentasi dan Otomatisasi, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Namun, ia menyoroti rendahnya minat calon mahasiswa terhadap program studi dasar MIPA.
“Input terbesar justru berasal dari prodi baru seperti Farmasi, Ilmu Komputer, dan Sains Biomedik. Sementara Matematika, Fisika, dan Kimia masih minim peminat. Ini perlu dikaji secara sosiologis dan antropologis,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa penguatan ilmu dasar sangat penting untuk menopang kemajuan teknologi.
“Negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, Korea, dan Tiongkok menekankan pentingnya ilmu dasar karena menjadi fondasi semua penerapan iptek,” katanya.
FST saat ini memiliki 11 program studi. Namun dari sisi sumber daya manusia, jumlah dosen dinilai masih belum memenuhi rasio ideal 1:20.
“Seharusnya ada sekitar 220 dosen. Saat ini belum mencapai 100 orang. Ini menjadi perhatian serius,” kata Malle.
Ia juga mengingatkan bahwa Unpatti akan menghadapi proses akreditasi institusi pada 2025. Salah satu syarat utama adalah seluruh program studi harus memiliki akreditasi minimal “Baik”.
“Saat ini masih ada prodi seperti Rekayasa Instrumentasi dan K3 yang belum terakreditasi. Kalau satu saja belum, maka institusi tidak bisa diakreditasi,” tegasnya.
Ia mendorong agar semua dokumen pendukung seperti SK pendirian dan surat permohonan akreditasi segera dilengkapi.
Untuk mencapai akreditasi unggul, Malle menekankan pentingnya peningkatan kualitas dosen.
“Minimal 50 persen dosen harus bergelar doktor dan 90 persen memiliki jabatan Lektor Kepala atau Guru Besar,” jelasnya.
Menutup sambutannya, Malle menyatakan harapan agar FST menjadi salah satu institusi unggul di Unpatti, khususnya dalam bidang riset dan iptek.
“Kita harus buktikan bahwa FST bukan hanya bertahan, tapi juga menjadi kontributor utama dalam mencetak generasi Maluku yang cerdas, berkarakter, dan inovatif,” pungkasnya.(TM-01)