Ambon, TM.- DPRD Maluku menggelar rapat paripurna penyampaian pidato politik Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku periode 2025-2030. Acara ini berlangsung di ruang paripurna DPRD Maluku pada Rabu (5/3) dan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun.
Hadir dalam kegiatan tersebut seluruh anggota DPRD, Forkopimda, serta tamu undangan lainnya. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dalam pidatonya menegaskan bahwa kehadiran dirinya dan Wakil Gubernur Abdulah Vanath, sebagai anak negeri yang lahir dan besar di Maluku.
“Kami menyadari bahwa dalam konteks Siwalima, Siwa tidak lengkap tanpa Lima, begitu juga sebaliknya. Demikian pula Salam tidak lengkap tanpa Sarane, Seram tanpa Buru, Ambon tanpa Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD),” ungkap Lewerissa.
Lebih lanjut, Lewerissa menegaskan bahwa pemimpin harus memiliki empati terhadap rakyatnya. “Siapapun anak negeri ini yang menderita dan tersakiti, kami juga merasakan hal yang sama, sebagaimana ungkapan leluhur kita: ‘Potong di kuku rasa di daging, Ale rasa beta rasa, sagu salempeng dibagi dua’,” tambahnya.
Gubernur Maluku menyoroti berbagai tantangan seperti kemiskinan, pengangguran, serta permasalahan pembangunan yang masih harus diselesaikan.
“Maluku punya kekayaan alam yang melimpah, Namun, kenyataannya kita masih tertatih-tatih dalam menjemput kemajuan dan kesejahteraan,” ujar Lewerissa.
Gubernur Maluku mengungkapkan, bahwa dirinya bersama Wakil Gubernur telah menyusun agenda pembangunan yang diberi nama Sapta Cita Lawamena sebagai strategi pembangunan Maluku yang maju, sejahtera, dan berkeadilan.
Melalui agenda pembangunan itu, Lewerissa berharap Maluku dapat keluar dari belenggu kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Lewerissa menutup pidatonya dengan menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Maluku yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya dan Wakil Gubernur, untuk memimpin daerah ini dalam periode 2025-2030.(TM-01)